I. PENDAHULUAN
Tanaman lada termasuk tanaman rempah yang banyak
dikembangkan di Indonesia. PT. Natural Nusantara berupaya membantu meningkatkan
produksi tersebut secara kuantitas, kualitas dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan(Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.
Cukup sinar matahari (10 jam sehari).
Suhu udara 200C - 34 0C.
Kelembaban udara 50% - 100% lengas nisbi dan optimal
antara 60% - 80% RH.
Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
2.2. Media Tanam
Subur dan kaya bahan organik
Tidak tergenang atau terlalu kering
pH tanah 5,5-7,0
Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik,
Lateritic, Latosol dan Utisol.
Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300.
Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
Terjamin kemurnian jenis bibitnya
Berasal dari pohon induk yang sehat
Bebas dari hama dan penyakit
Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10
bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)
3.2. Pengolahan Media Tanam
a. Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.
b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu.
Dosis kapur pertanian :
Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6
ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5
ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH
Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah
4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.
Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah
3.3. Teknik Penanaman
Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m).
Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain.
Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm,
bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.
Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan
dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.
Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar
lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat)
menghadap keatas.
Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah
dicampur NATURAL GLIO.
Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang
sudah dicampur pupuk dasar : NPK 20 gram/tanaman. Untuk tanah kurang subur
ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman. Segera
setelah ditutup, disiram SUPERNASA :
Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2
liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi
20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3
- 4 bulan sekali.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Pengikatan Sulur Panjat
Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan
dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar
lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.
3.4.2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan
bersamaan dengan penyiangan.
3.4.4. Perempalan
Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada:
Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang
hama dan penyakit.
Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif
Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi
muda kembali.
3.4.5. Pemupukan Susulan
Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (3- 4
tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 - 4 minggu sekali.
Pupuk makro diberikan sebagai berikut :
3.4.6. Pengairan dan Penyiraman
Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari.
Pada musim hujan tidak boleh tergenang.
3.4.7. Pemberian Mulsa
Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman
tahunan ataupun alang-alang.
3.4.8. Penggunaan Tajar ( Ajir)
Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal
tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada
yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m..
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa
lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila
Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman.
Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.
b. Hama bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala,
terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm.
Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan
kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian:
penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.
c. Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak
bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau
nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan
pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan.
Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada
tandan buah. Gunakan PESTONA.
3.5.2. Penyakit
a. Penyakit busuk pangkal batang (BPP)
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis.
Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal
batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun
berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada
tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
b. Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan
agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang
mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan
Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya
daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya
gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman.
Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan
seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia
yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah
hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan
efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki.
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri:
tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning
atau merah).
3.6.2. Cara Panen
Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas,
dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
3.6.3. Periode Panen
Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang
ditanam dan intensitas pemeliharaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar